Penduduk Khan Younis kembali dan mendapati bekas lingkungan mereka hancur

Penduduk Khan Younis kembali dan mendapati bekas lingkungan mereka hancur

Penduduk Khan Younis kembali dan mendapati bekas lingkungan mereka hancur. ‘Tidak ada lagi kehidupan’: Penduduk Khan Younis kembali dan mendapati bekas lingkungan mereka hancur
Warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Khan Younis akibat serangan militer Ctelah mulai kembali dalam jumlah kecil ke kota Gaza selatan setelah penarikan pasukan Israel, dan banyak yang tiba dan mendapati bekas lingkungan mereka tampak seperti tanah kosong.

Rekaman video yang direkam oleh CNN menunjukkan puluhan warga yang kembali memeriksa reruntuhan kota, beberapa dari mereka berdiri di atas bangunan yang hancur, memilah-milah tumpukan puing yang dulunya adalah rumah.

Militer Israel pada hari Minggu mengatakan mereka telah menarik pasukan daratnya dari Khan Younis setelah berbulan-bulan pertempuran sengit di tempat yang mereka gambarkan sebagai benteng utama Hamas. Sebagian besar kota, yang dulunya merupakan rumah bagi ratusan ribu orang, telah dibuldoser dan video tersebut memperlihatkan bingkai-bingkai rumah yang seluruhnya robek di sepanjang jalan yang dipenuhi puing-puing dan puing-puing.

Gambar ini menunjukkan para penduduk yang kembali mengambil beberapa barang yang bisa mereka selamatkan; kasur, karpet, wadah dapur dan balok kayu. Beberapa anak membawa sofa dan kursi di punggung mereka.

“Inilah yang terjadi di Gaza,” kata seorang pria, yang melintasi reruntuhan dengan sepeda motornya.

Penduduk Khan Younis kembali dan mendapati bekas lingkungan mereka hancur

Penduduk Khan Younis kembali dan mendapati bekas lingkungan mereka hancur

Mantan penghuni lainnya datang dengan berjalan kaki, ada yang naik sepeda, ada yang naik truk pickup, dan ada yang menunggangi keledai.
‘Kehancuran di mana-mana’
Bertengger di atas permadani berdebu dengan punggung bertumpu pada bantal besar. Aseel yang berusia 12 tahun menunjuk ke tumpukan puing di depannya yang menurutnya merupakan rumahnya dulu.

“Itu dia, hancur,” katanya.

“Rumah kami hilang. Kami berhasil mengambil beberapa perabot [tetapi] kami hanya dapat mengambil barang-barang kecil dari rumah kami. Kuharap aku bisa mendapatkan pakaianku.”

Pemuda Palestina lainnya, Tamar, membawa potongan kayu.
“Saya akan menjualnya untuk menghasilkan 10 hingga 20 syikal. Sehingga saya tidak perlu lagi mengulurkan tangan dan meminta uang kepada orang-orang,” jelasnya.

Dia tidak mengenali rumahnya saat pertama kali kembali, kata Tamar. “Kalau bukan karena tetangga saya. Saya tidak akan tahu itu rumah saya. Kehancuran terjadi di mana-mana,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *